Lockdown di Wuhan akan dicabut pada 8 April. Ini berarti bahwa penduduk kota metropolis Tiongkok dapat melakukan perjalanan lagi, asalkan mereka dalam kondisi sehat. Wuhan awalnya diidentifikasi sebagai pusat penyebaran virus korona.
Komite kesehatan China membuat berita hari Selasa, dua bulan setelah kota dengan lebih dari sepuluh juta penduduk itu tertutup rapat dari dunia luar.
Pada tanggal 23 Januari, bandara ditutup dan stasiun kereta api ditutup untuk semua pelancong untuk memerangi penyebaran virus COVID-19. Cina mengalami peningkatan jumlah kematian minggu itu dan melihat jumlah infeksi meningkat ratusan kali sehari, terutama di Wuhan dan provinsi Hubei lainnya.
Sejak itu, jumlah infeksi yang dikonfirmasi di Cina telah meningkat menjadi 81.171, sementara hampir 3.300 pasien telah meninggal. Pada Maret, epidemi di Cina tampaknya sebagian besar terkendali. Pada malam hari dari Senin hingga Selasa, 'hanya' 75 kasus baru dilaporkan di seluruh China, dibandingkan dengan ribuan yang ditambahkan setiap hari pada pertengahan Februari.
Meskipun jumlah harian infeksi baru yang dikonfirmasi di dalam perbatasan nasional China telah menurun tajam sejak akhir Februari, Wuhan tetap berfungsi sebagai sumber infeksi. Hingga Rabu lalu, ketika tidak ada infeksi baru terdeteksi untuk pertama kalinya. Hari-hari sebelumnya hanya menyangkut beberapa pasien baru per hari.
Pasien korona pertama ditemukan di Wuhan
Pada awal Desember, pasien pertama dengan penyakit paru-paru yang misterius ditemukan di Wuhan. Lebih banyak orang segera jatuh sakit. Mereka memiliki kesamaan bahwa mereka berada di pasar tempat hewan hidup diperdagangkan. Pada bulan Januari, virus mulai menyebar dari Wuhan melalui Cina, dan kemudian ke seluruh dunia.
Warga Provinsi Hubei yang tidak tinggal di Wuhan telah dapat pergi ke mana pun mereka inginkan sejak Rabu. Komisi kesehatan China telah mencabut larangan perjalanan untuk daerah di sekitar kota jutaan itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar